Kamis, 18 Januari 2018

Penjelasan Penyakit Mioma


Miom adalah pertumbuhan sel tumor di dalam atau di sekitar uterus (rahim) yang tidak bersifat kanker atau ganas. Miom dikenal juga dengan nama mioma, uteri fibroid, atau leiomioma. Miom berasal dari sel otot rahim yang mulai tumbuh secara abnormal. Pertumbuhan inilah yang akhirnya membentuk tumor jinak.


Sebagian wanita pernah memiliki miom dalam hidup mereka. Namun terkadang kondisi ini tidak diketahui oleh sebagian wanita yang mengalami karena tidak muncul gejala. Jika ada, gejala yang mungkin muncul akibat miom adalah:
  • Masa menstruasi menyakitkan atau berlebih.
  • Rasa sakit atau nyeri pada bagian perut atau punggung bawah.
  • Rasa tidak nyaman, bahkan sakit, saat berhubungan seksual.
  • Sering buang air kecil.
  • Mengalami konstipasi.

Keguguran, mengalami kemandulan, atau bermasalah pada masa kehamilan (sangat jarang terjadi).
Ukuran miom sangat bervariasi, ada yang sekecil biji dan ada juga yang berukuran besar hingga mengakibatkan rahim membesar. Dalam satu periode, miom yang muncul mungkin hanya satu, namun bisa juga muncul beberapa secara sekaligus.

Jenis miom yang ada dibedakan berdasarkan lokasi tumbuhnya miom, terbagi seperti berikut ini:
Fibroid intramural. Miom jenis ini tumbuh di antara jaringan otot rahim. Lokasi ini merupakan tempat yang paling umum terbentuknya miom.

Fibroid subserous. Miom yang tumbuh di bagian luar dinding rahim, ke rongga panggul. Jenis ini bisa tumbuh menjadi sangat besar.

Fibroid submucous. Miom ini tumbuh di lapisan otot bagian dalam dari dinding rahim. Jika sampai tumbuh, miom ini bisa menyebabkan pendarahan parah saat menstruasi dan komplikasi serius lainnya.

Fibroid pedunculated. Miom jenis ini tumbuh di batang kecil di dalam atau di luar rahim.


Hingga kini, penyebab kemunculan miom masih belum diketahui. Kemunculan kondisi ini dikaitkan dengan hormon estrogen (hormon reproduksi yang dihasilkan oleh ovarium). Biasanya miom muncul pada usia sekitar 16-50 tahun, saat kadar estrogen dalam diri wanita sedang tinggi-tinggnya. Setelah mengalami menopause, miom akan menyusut karena penurunan kadar estrogen. Satu dari tiga wanita memiliki miom pada usia yang sama, yaitu di antara usia 30-50 tahun.

Miom lebih sering muncul pada wanita dengan berat badan berlebih atau yang mengalami obesitas. Dengan meningkatnya berat tubuh, hormon estrogen di dalam tubuh juga akan meningkat. Selain itu, faktor keturunan juga berperan dalam kasus miom. Wanita dengan ibu dan saudara perempuan yang pernah mendapatkan miom akan cenderung memiliki miom.

Beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko munculnya miom adalah menstruasi yang dimulai terlalu dini, banyak mengonsumsi daging merah dibandingkan sayur-sayuran dan buah-buahan, dan kebiasaan mengonsumsi alkohol.

Risiko seorang wanita mengalami miom akan menurun setelah melahirkan anak. Risiko itu akan semakin kecil jika memiliki lebih banyak anak.

Diagnosis Miom

Miom terkadang didiagnosis secara tidak disengaja ketika Anda melakukan pemeriksaan ginekologi, melakukan tes, atau pencitraan tertentu. Hal ini terjadi karena miom seringkali tidak menimbulkan gejala sama sekali.

Jika Anda mengalami beberapa gejala miom dan berlangsung cukup lama, segera cari tahu penyebabnya. Biasanya dokter akan menyarankan untuk menjalani pemindaian ultrasonografi (USG) untuk memastikan diagnosisnya atau mencari tahu penyebab kemunculan gejala yang Anda alami.


Miom yang tidak memunculkan gejala tertentu, biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus. Biasanya setelah masa menopause, miom jenis ini akan menyusut atau bahkan menghilang tanpa menjalani pengobatan.

Pengobatan akan dilakukan pada miom yang menimbulkan gejala. Pengobatan ini berfungsi meringankan gejala yang muncul. Apabila pengobatan yang dilakukan tidak memiliki dampak yang efektif, pelaksanaan prosedur operasi perlu dilakukan.

Gejala Miom

Banyak wanita yang tidak mengetahui bahwa mereka menderita miom karena beberapa miom tidak menimbulkan gejala yang bisa dikenali. Tapi bagi para wanita yang mengalaminya, berikut ini adalah beberapa gejala yang muncul akibat miom.

Menstruasi berlebih atau menyakitkan. Miom tidak mengubah siklus menstruasi seseorang. Tapi kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya pendarahan berlebihan, masa menstruasi yang bertambah lama (lebih dari tujuh hari), menstruasi yang lebih sakit atau lebih nyeri dari biasanya.
Sering buang air kecil. Ketika miom yang muncul kian menekan kandung kemih, Anda akan sering buang air kecil.

Konstipasi. Kondisi ini akan muncul ketika miom yang ada menekan rektum atau usus besar.
Rasa sakit pada bagian perut. Jika muncul miom yang cukup besar, perut akan terasa tidak nyaman atau bisa terjadi pembengkakan. Selain pada bagian perut, punggung bagian bawah dan kaki juga bisa terasa sakit atau nyeri.

Sakit saat berhubungan seksual. Miom yang tumbuh di sekitar vagina atau leher rahim akan menyebabkan munculnya rasa sakit atau tidak nyaman saat berhubungan seks.
Tapi pada kasus yang sangat jarang terjadi, miom juga bisa mengganggu kehamilan, menyebabkan kemandulan dan keguguran.

Perlu diingat bahwa menstruasi berlebih belum tentu menjadi pertanda dari masalah kesehatan tertentu, tapi kondisi ini bisa berpengaruh baik secara mental maupun fisik, termasuk berdampak kepada kehidupan sehari-hari Anda. Untuk memastikan dan mencegah kondisi yang lebih serius, tanyakan kepada dokter jika Anda mengalami gejala yang cukup mengganggu.

Diagnosis Miom

Diagnosis terhadap miom bisa sulit untuk dilakukan mengingat beberapa kondisi tidak menimbulkan gejala sama sekali. Biasanya miom diketahui secara tidak sengaja ketika Anda menjalani pemeriksaan panggul.

Ketika gejala muncul dan dokter mencurigai adanya miom, pemeriksaan panggul akan dilakukan. Langkah ini berfungsi mencari tanda-tanda lain dari miom.

Berikut ini adalah beberapa tes atau pemeriksaan untuk memastikan diagnosis terhadap miom.
Ultrasonografi (USG). Alat yang memancarkan frekuensi gelombang suara untuk menghasilkan gambar dari bagian dalam tubuh Anda. Hasil gambar yang dihasilkan dari pemindaian ditampilkan melalui layar agar dokter bisa melihat apakah terdapat miom. Ada dua jenis USG yang digunakan untuk mendiagnosis miom, yaitu USG perut dan USG Vagina.

Magnetic resonance imaging (MRI). Hasil pencitraan ini bisa memperlihatkan ukuran dan lokasi miom di dalam tubuh Anda. Alat ini juga bisa mengenali berbagai jenis tumor dan membantu menentukan penanganan yang tepat.

Histeroskopi. Sebuah teleskop kecil (histeroskop) akan dimasukkan ke rahim melalui vagina dan serviks untuk melihat bagian dalam rahim Anda. Prosedur ini dilakukan untuk mencari miom yang berada di dalam rahim. Pasien akan menerima anastesi lokal atau total.

Laparoskopi. Pipa kecil dengan cahaya dan kamera di ujungnya dimasukkan untuk melihat bagian dalam perut atau panggul. Prosedur ini dilakukan untuk mencari miom yang terdapat pada bagian luar dari rahim atau otot-otot di sekitar rahim.

Biopsi. Sampel jaringan akan diangkat ketika melakukan prosedur histeroskopi atau laparoskopi untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium.

Komplikasi Miom

Meski miom jarang menyebabkan komplikasi yang berat, terdapat kondisi yang disebabkan miom yang bisa mengganggu kesehatan Anda sebagai wanita. Komplikasi yang terjadi tergantung kepada gejala, letak dan ukuran miom yang ada pada tubuh Anda. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah:
Anemia defisiensi besi. Pendarahan berlebih yang diakibatkan oleh miom bisa menyebabkan anemia defisiensi besi. Suplemen zat besi bisa dikonsumsi untuk membantu menggantikan darah yang hilang ketika mengalami menstruasi.

Kemandulan. Jika miom yang ada sangat besar, akibatnya berpotensi menghalangi sel telur yang telah dibuahi untuk menempel pada dinding rahim atau menghalang sel sperma sehingga tidak bisa mencapai sel telur. Tapi kondisi ini jarang sekali terjadi.


Gangguan yang terjadi pada kehamilan. Miom bisa mengganggu perkembangan bayi dan mempersulit proses persalinan. Kelahiran prematur juga bisa terjadi. Selain itu, mungkin diperlukan operasi Caesar apabila miom besar menghalangi vagina. Meski jarang sekali, miom juga bisa menyebabkan keguguran. Tanyakan pada dokter tentang pilihan penanganan terbaik yang bisa dilakukan.

Baca Juga : Obat Pelancar Haid


Tidak ada komentar:

Posting Komentar